Saat kita berucap
"pengen", "semoga", dan lainnya, saya yakin dan percaya
sebenarnya Allah telah mencatat itu semua tapi Allah memberikan space time untuk kita menunggu hingga waktu
yang tepat untuk mengabulkannya.
Wacana yang timbul untuk liburan setelah penat menghadapi client dengan berbagai permintaan analisis. Sebagian rezeki yang didapat juga harus dinikmati. Rencana awal adalah Bali, namun terkendala faktor U, yasudah diputuskan ke pulau dengan tuntutan finansial yang cukup rendah, yaitu Pulau Tidung.
Diawali dengan tiduran di mesjid karena kepagian nyampe di Muara Angke. Selayaknya kehidupan Jakarta yang 24 jam, saya menyaksikan sendiri pasar ikan yang sudah 'hidup' dari tengah malam, kehidupan pasar yang keras, tikus-tikus besar yang kelihatan telah bersahabat dengan manusia dan nyamuk-nyamuk bergerombolan yang menggambarkan Angke tidak lagi bersih.
Sesuai jadwal, keberangkatan dari Angke jam 6 pagi, tapi bukan Indonesia kalo ga molor. Pulau Tidung ditempuh dengan menaiki sebuah kapal ekonomi selama 2.5 jam waktu tempuh. Jadwal keberangkatan pagi memberikan kesempatan saya untuk melihat matahari merangkak naik diantara bangunan-bangunan tinggi Jakarta. Sangat indah meskipun dengan keadaan pelabuhan yang semrawut :)
Capek, panas,
desak-desakan di kapal, ibu-ibu centil berisik terbayarkan dengan sambutan
Tidung yang menakjubkan. Pulau indah dengan air yang masih bersih dan pasir putih yang menawan. Disana kita telah ditunggu oleh pihak agent dan seorang guide yang akan menemani selama liburan. Kita langsung dituntun menuju villa yang langsung berhadapan dengan laut sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya. FYI, travel agent ini didapet Teh Awit dari Kaskus :). Alhamdulillah, worth it.
![]() |
Home Stay |
ASC Crew + Nikky |
See, How amazing the sea is! |
Setelah puas menikmati kehidupan bawah laut, pulau Tidung juga menyediakan beberapa wahana yang menguji adrenalin seperti banana boat, doughnut boat, jetski, dan wahana lainnya. Kali ini kita mencoba banana boat, dan ASC crew masih sabar meyakinkan saya untuk ikut dan lagi-lagi mereka berhasil. Saya lemah :|
Salah satu ikon Pulau Tidung adalah Jembatan Cinta. Jembatan Cinta menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil. Biasanya dari jembatan ini banyak pelancong yang berfoto, loncat ke bawah, atau sekedar melihat sekeliling Pulau Tidung dari ketinggian.
Jembatan Cinta from high seas |
View from above of Jembatan Cinta |
Malam hari dengan tempat yang sempurna, angin sepoi-sepoi, hiburan musik, BBQ, dan kembang api. Kita cuma tinggal menunggu hidangan karena guide masing-masing rombongan yang menyiapkan semuanya. Menunggu cumi, ikan, dan sosis yang sedang di bakar, kita sharing mengenai ASC, dan alhamdulillah diakhiri dengan keputusan NAIK GAJI \o/ . Makasi ibu manager Awit :*
Satu hal yang tidak akan pernah bisa dilupakan dari Pulau Tidung adalah sepedaan melewati jalan setapak menuju Jembatan Cinta pagi-pagi setelah shalat shubuh demi melihat sunrise dan menyebrang hingga Pulau Tidung Kecil. Disuguhi dengan angin pagi, laut lepas dan pantai yang masih bersih. Disepanjang jalan setapak menuju Jembatan Cinta terdapat beberapa warung kecil yang menjual makanan seperti gorengan, donut, dan makanan kecil lainnya. Tidak ketinggalan juga terdapat beberapa toko kecil yang menjual oleh-oleh berupa baju, aksesoris, pajangan, dll.
The View of Entrance to Jembatan Cinta in Morning |
Sunrise in Tidung Island |
The Beautiful Tidung When The Sun Goes Up |
Meskipun kulit menggelap, lebam dan luka di kaki semuanya terbayarkan dengan keindahan Tidung di pagi, siang, dan malam hari. Allah, terima kasih. Terima kasih telah memberikan kesempatan menjadi bagian dari ASC. Terima kasih telah memberikan kesempatan menikmati keindahan Tidung. Terima kasih telah menciptakan Tidung yang menakjubkan.
Kita berhak untuk menikmati setiap ciptaan-Nya, selebihnya kita hanya diminta untuk MENJAGA :)