Tuesday, November 26, 2013

Through the Ocean Sea to Catch the Awesome Tidung Island

Posted by Rina Purnama Sari at 6:38:00 pm 0 comments
Saat kita berucap "pengen", "semoga", dan lainnya, saya yakin dan percaya sebenarnya Allah telah mencatat itu semua tapi Allah memberikan space time untuk kita menunggu hingga waktu yang tepat untuk mengabulkannya. 

Wacana yang timbul untuk liburan setelah penat menghadapi client dengan berbagai permintaan analisis. Sebagian rezeki yang didapat juga harus dinikmati. Rencana awal adalah Bali, namun terkendala faktor U, yasudah diputuskan ke pulau dengan tuntutan finansial yang cukup rendah, yaitu Pulau Tidung.

Diawali dengan tiduran di mesjid karena kepagian nyampe di Muara Angke. Selayaknya kehidupan Jakarta yang 24 jam, saya menyaksikan sendiri pasar ikan yang sudah 'hidup' dari tengah malam, kehidupan pasar yang keras, tikus-tikus besar yang kelihatan telah bersahabat dengan manusia dan nyamuk-nyamuk bergerombolan yang menggambarkan Angke tidak lagi bersih.

Sesuai jadwal, keberangkatan dari Angke jam 6 pagi, tapi bukan Indonesia kalo ga molor. Pulau Tidung ditempuh dengan menaiki sebuah kapal ekonomi  selama 2.5 jam waktu tempuh. Jadwal keberangkatan pagi memberikan kesempatan saya untuk  melihat matahari merangkak naik diantara bangunan-bangunan tinggi Jakarta. Sangat indah meskipun dengan keadaan pelabuhan yang semrawut :)

  

Capek, panas, desak-desakan di kapal, ibu-ibu centil berisik terbayarkan dengan sambutan Tidung yang menakjubkan. Pulau indah dengan air yang masih bersih dan pasir putih yang menawan. Disana kita telah ditunggu oleh pihak agent dan seorang guide yang akan menemani selama liburan. Kita langsung dituntun menuju villa yang langsung berhadapan dengan laut sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya. FYI, travel agent ini didapet Teh Awit dari Kaskus :). Alhamdulillah, worth it.


Home Stay
Kegiatan pertama dimulai dengan snorkeling. Trauma dan tidak bisa berenang membuat saya takut untuk turun ke laut. Namun dengan kesabaran, ASC crew meyakinkan saya untuk menyaksikan dunia bawah laut yang dimiliki oleh Tidung. Mereka berhasil, saya akhirnya turun dan melihat betapa indahnya terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang berebut ketika diberikan makanan meskipun hanya beberapa menit. Semuanya sempurna.
ASC Crew + Nikky
See, How amazing the sea is!
Setelah puas menikmati kehidupan bawah laut, pulau Tidung juga menyediakan beberapa wahana yang menguji adrenalin seperti banana boat, doughnut boat, jetski, dan wahana lainnya. Kali ini kita mencoba banana boat, dan ASC crew masih sabar meyakinkan saya untuk ikut dan lagi-lagi mereka berhasil. Saya lemah :| 




Salah satu ikon Pulau Tidung adalah Jembatan Cinta. Jembatan Cinta menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil. Biasanya dari jembatan ini banyak pelancong yang berfoto, loncat ke bawah, atau sekedar melihat sekeliling Pulau Tidung dari ketinggian.

Jembatan Cinta from high seas

View from above of Jembatan Cinta

Malam hari dengan tempat yang sempurna, angin sepoi-sepoi, hiburan musik, BBQ, dan kembang api. Kita cuma tinggal menunggu hidangan karena guide masing-masing rombongan yang menyiapkan semuanya. Menunggu cumi, ikan, dan sosis yang sedang di bakar, kita sharing mengenai ASC, dan alhamdulillah diakhiri dengan keputusan NAIK GAJI \o/ . Makasi ibu manager Awit :*

Satu hal yang tidak akan pernah bisa dilupakan dari Pulau Tidung adalah sepedaan melewati jalan setapak menuju Jembatan Cinta pagi-pagi setelah shalat shubuh demi melihat sunrise  dan menyebrang hingga Pulau Tidung Kecil. Disuguhi dengan angin pagi, laut lepas dan pantai yang masih bersih. Disepanjang jalan setapak menuju Jembatan Cinta terdapat beberapa warung kecil yang menjual makanan seperti gorengan, donut, dan makanan kecil lainnya. Tidak ketinggalan juga terdapat beberapa toko kecil yang menjual oleh-oleh berupa baju, aksesoris, pajangan, dll.

The View of Entrance to Jembatan Cinta in Morning
Sunrise in Tidung Island

The Beautiful Tidung When The Sun Goes Up

Meskipun kulit menggelap, lebam dan luka di kaki semuanya terbayarkan dengan keindahan Tidung di pagi, siang, dan malam hari.  Allah, terima kasih. Terima kasih telah memberikan kesempatan menjadi bagian dari ASC. Terima kasih telah memberikan kesempatan menikmati keindahan Tidung. Terima kasih telah menciptakan Tidung yang menakjubkan.

Kita berhak untuk menikmati setiap ciptaan-Nya, selebihnya kita hanya diminta untuk MENJAGA :) 



Saturday, November 16, 2013

Time flies untill these holiday comes!

Posted by Rina Purnama Sari at 11:35:00 pm 0 comments
Segala sesuatu yang sedang dijalani PASTI akan berlalu. Yep, bener! Tahap kedua dari serangkaian proses menuju sebuah toga berhasil dilalui dengan perjuangan begadang setiap malam. Mungkin orang-orang sedang mimpi dijemput pangeran berkuda putih sedangkan saya masih berjuang untuk menjemput sebuah Camry putih, tsaaah!

Sesuai dengan niat dan motivasi yang termasuk salah, cepat kelar seminar biar bisa dan harus liburan akhirnya kesampaian. Meskipun Jogja, Malang, atau Lombok masih belum kesampaian, Jakarta dan kota-kota penyangganya cukup lah untuk menghilangkan penat dua bulan kemaren. Dari kosan sudah diniatin Fani liburan kali ini temanya "Wisata Kuliner" dengan tujuan Bogor.

Kota pertama adalah Depok, meskipun rencana awal langsung ke Jakarta, Fani inisiatif sendiri singgah ke Depok dulu, katanya pengen malam mingguan di Depok, ternyata nyampe disana ngomong "Fani sengaja Kak, biar Kakak bisa ketemu Bang Rozi", kiw! Yep, akhirnya malam mingguan di Depok bareng-bareng, agenda yg jelas sih MAKAN! Perut kenyang, sudah jam 9, takut kehabisan kereta, akhirnya balik ke Jakarta.

1st Day
Layaknya rencana awal, tujuan utama adalah kota Bogor. Dengan "Girl's Day Out" , berhasil mengajak Ane yang sibuk banget meskipun Putri ga bisa ikut. Yes, 13ara's girl was reunite \o/
<3
Akhirnya menginjakkan kaki di Bogor untuk kedua kalinya. Jakarta - Bogor ditempuh dengan KRL. Sesampainya di stasiun Bogor, kata yang pertama keluar adalah stasiun ini rapi dibandingkan stasiun lainnya (kecuali stasiun Sudirman) dan berasa lagi di luar negeri (semoga tidak lebay)

Meskipun keadaan stasiun sudah rapi, bersih, tapi tetap aja kabel-kabel listrik sembrawut. Indonesia banget sih ini jadi ga heran.

Bukan Indonesia kalo ga seperti ini
Tujuan Bogor adalah Kedai Kita. Pertama kali kesini dan ga nyesal karna makanannya memang enak. Recommended menu Mie Sapi Lada Hitam dan Pizza bakar. Mungkin karena weekend juga, jadi pengunjung sangat rame. Satu hal yang harus diakui, Bogor masih asri, masih banyak pohon-pohon besar rimbun. Semoga walikota Bogor yang baru, Bima Arya, bisa mempertahankan dan membawa Bogor menjadi lebih baik, terutama masalah macet.


Perut kenyang, di Bogor juga ga tau mau ngapain, kemana-mana pasti macet, yaudah balik lagi ke Jakarta. Kalo Jakarta ya mall, jadi anak gaul meski tampang dan dompet ga mendukung. Mall baru di Jakarta dengan konsep "Korea", cocok banget buat yang addicted Korea apalagi ada cetakan tangan personil salah satu boy band Korea. Ada beberapa spot menarik untuk foto-foto, diantaranya:





Hari ini diakhiri dengan makan malam makanan makasar di Salemba, meskipun cuma kaki lima gue akui makanan makasar enak dan kepikiran pengen makan di Makasar langsung, semoga!

Second Day
Hari ini agendanya ke Tanah abang, cari bahan kebaya buat adek yang akan wisuda. Ditemani mas Rozi yang bela-belain dari Depok pagi-pagi dan jadi sarden di kereta karena kebetulan hari kerja, kebetulan juga dia ga ada kuliah pagi cuma ada kelas jam 4, tapi akhirnya bolos juga. Nih, tersangka yang akhirnya semester ini ada bolosnya dan bisa keliling Jakarta tanpa terbelenggu dunia lab untuk sehari :"

 


Hunting bahan kebaya, kelar balik ke Depok, gantian nemenin mas Rozi beli baju, makan di Ayam Penyet yang super pedes deket stasiun UI, dan balik lagi ke Jakarta dengan kereta.

Makasi Kakak, tetap jadi orang yang sabar ngadepin Na ya, orang yang selalu memberikan Na yang terbaik, yang ga pernah marah, ga pernah kasar, kalo Na salah negornya baik-baik dan tetap rajin ngasih traktiran :") 

Third Day
Hari ini harus balik lagi ke Nangor, liburannya usai, lagi-lagi dia bela-belain ke Jakarta biar nganterin Na dan Fani ke terminal, ditungguin sampe bis yang kami tumpangi jalan dan akhirnya kehujanan. Puk puk puk Kak

Terima kasih Jakarta dan kota kota disekitarnya. Terima Kasih mba Nisa yang udah ngasih tumpangan dan servis yang memuaskan. Terima kasih Fani yang udah ngajak dan akhirnya malam minggu kita kali ini tak hanya berdua. Terima kasih mas Rozi yang super duper bertanggung jawab dan memberikan pelayanan 'perut' yang sangat memuaskan. Takut dimarahin mama ya Kak? Kiw!

"Seyogyanya, kehidupan harus seimbang, serius di saat yang mengharuskan serius, dan menikmati hidup dan melupakan segala penat saat porsi waktunya tiba"

:)

Friday, August 30, 2013

[LatePost] Our Annual Gathering - Bukber 13ara

Posted by Rina Purnama Sari at 1:27:00 pm 0 comments


Sebelumnya, ini postingan emang telat banget. Biasa, kalo dirumah ingatnya cuma perbaikan gizi yang lainnya terkesampingan. Ah, Sudahlah .....

Pulang kampung disaat Ramadhan kurang lengkap tanpa ada reunian dengan memanfaatkan momen buka bersama. Ramadhan emang pas banget bulan penuh berkah, bulannya silahturahmi, Allah emang mencintai umatnya yang menjaga silahturahmi, bukan?.

Alhamdulillah, bisa join lagi di reunian (bukber, red) 13ara tahun ini meskipun udah nyesek banget beberapa hari sebelum lebaran karena harus nungguin yang belom balik dari perantauan. Meskipun pada akhirnya ga lengkap karena ga semuanya pulang.

Beda dengan bukber tahun kemaren,  bukber tahun ini kita memutuskan untuk masak sendiri lagi. Pembagiannya, cewek pergi ke pasar beli bahan + masak + makan, cowok antar jemput + makan .But the real, cowok juga ikut turun langsung ke pasar dan dapur. It is the real emancipation, I guess!

Who say man couldn't be lively in kitchen?
Taraaaaaaa, dengan ikan gambolo, ikan teri, kentang, kangkung, dan cabe serta beberapa buah-buahan terciptalah sajian ini :

Our Creation! Simple, Traditional, but Tasty!
 Menantang bukan?

Dan ini, ekspresi ketika azan magrib berkumandang, buka oke, pose juga oke!

Breakfasting although we're not complete

Selayaknya kita yang dipertemukan di SMA 1 Padang Panjang, shalat berjamaah adalah sebuah kebiasaan yang diawali dengan pembiasaan. Alhamdulillah kita masih bisa mempertahankannya meskipun tidak dibarengi dengan shalat tarawih berjamaah.

It was not over yet! Masih ada ritual yang harus dikerjain. Nih, Ayam Bakar made of 13ara !
No tungku? It's okay!



Terima kasih buat Ibunya Pho yang mau ngeracik bumbunya. Kalo engga, entahlah...

Meskipun dikebul asap, tapi yang namanya pose tetap dong.

Pose everywhere!


Foto tidak bisa berbohong

Bagian sibuk dan semangat
Hari ini pun berakhir dengan ayam yang tak bersisa. Keganasan seseorang terlihat ketika mereka berada di depan makanan.

Anyway, terima kasih sahabat-sahabat ketje! Meskipun kita terpisah jarak dan terpencar dibeberapa kota, tapi kita masih berusaha untuk berkumpul walau hanya beberapa jam saja. Quality is more important than Quantity! 

 Kita semua juaraaaaaaaaaaaaaaaa ~

Thursday, August 29, 2013

New Step, Bismillah!

Posted by Rina Purnama Sari at 2:55:00 pm 0 comments

"Kuliahnya masih lama? Kira-kira berapa tahun lagi?" it is FAQ for this holiday! Mungkin ini sebuah bentuk kepedulian dan doa mereka.

Alhamdulillah, kalau sesuai KRS di PACIS (Padjadjaran Academic Information System Portal) ini adalah semester terakhir karena semua mata kuliah sudah diambil, yang tersedia cuma sekumpulan mata kuliah tugas akhir yang nantinya bakal sering bikin janji dan nguber dosen pembimbing. Semoga ini bener.

Liburan kali ini mungkin juga bakal menjadi liburan terakhir sebagai mahasiswa yang setiap akhir semester selalu ga sabaran pulang kampung. Atau mungkin juga liburan dimana tidak akan pernah bosan lagi setiap ditanyain "kapan balik? kok lama banget liburannya?". Iya, semoga!
DOAKAN DAKU!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Libur semester kali ini bertepatan lagi dengan Ramadhan dan Idul Fitri. Alhamdulillah bisa ketemu teman-teman lama, reuni dalam bentuk Buka Bersama meskipun ga semuanya bisa diikutin. Dan yang paling penting bisa lebaran dirumah meskipun harus ditebus dengan harga tiket yang bikin nangis bombay waktu ngebayarnya :|


And finally, liburan ini pun usai dan aku harus balik ke tanah perantauan. Entah kenapa hujan selalu mengantar setiap mau balik selain hujan air mata Mama dan Papa. For me, it means Ranah Minang was also sad when i left them!

Langit di perjalanan Padang - Jakarta

Sampai jumpa Padang Panjang, meskipun ini liburan terpendek sejak menjadi mahasiswa but i got much happiness! Kelak insyaalah kita akan berjumpa lagi dengan keadaan yang lebih baik :)

Punggung yang pergi akan selalu kembali

Wednesday, June 26, 2013

Pangalengan, Here We Come!

Posted by Rina Purnama Sari at 8:03:00 pm 0 comments
anywhere, pose is a must!
Iya, jodohku di ujung sana



Uyeaaay, Gunung Nini
Pangalengan, Bandung Selatan, Indonesia, June 10th, 2013

Friday, June 21, 2013

Iya, mereka!

Posted by Rina Purnama Sari at 8:39:00 pm 0 comments
Waktu tidak akan pernah bisa dikembalikan meskipun hanya sedetik. Tidak akan pernah bisa menyelam detik-detik yang telah usai layaknya alat Doraemon karena kehidupan bukan fiksi.

Berjalannya waktu membuktikan perubahan itu nyata adanya. Hari ini tidak akan sama dengan kemaren. Kita hari ini juga akan berbeda dengan hari esok, bahkan kita jam ini akan berbeda dengan jam berikutnya. Perubahan itu akan dan mutlak.

Menyempatkan berkomunikasi dengan orang tua disela padatnya rutinitas dan stress akan UAS merupakan salah satu cara bijak, setidaknya nge-charge semangat yang mulai kendor. Ketulusan mereka akan kesejahteraan anaknya membuat saya berpikir ulang untuk menyerah begitu saja. Kekuatan mereka menyadarkan bahwa yang saya hadapi sekarang belum seberat yang telah bahkan sedang mereka hadapi.


Komunikasi ini juga membuktikan, saya kian tumbuh menjadi dewasa dan mereka mulai menua. Nafas yang mulai terengah-engah diselingi sesekali batuk yang menyebabkan ucapan yang mulai terbata-bata. Spontanitas semacam rangkaian nasehat mengalir dari mulut, jangan telat makan Pa, banyak-banyak istirahat, jangan lupa minum obat, dan rangkaian lainnya. Memang hal ini kecil, namun saya yakin bagi mereka ini semacam bentuk perhatian tulus anak dan mampu membayar berapa peluh yang telah mereka keluarkan, meskipun itu semua tidak akan pernah mampu dibayar dengan apapun.

Saya yakin ketika rangkaian kata-kata itu berlabuh di telinganya, beliau tersenyum bahagia. Saya hanya ingin beliau merasa diperhatikan, merasa tidak sia-sia membesarkan saya hingga sekarang, merasa bangga punya anak yang mampu memberikan perhatian tulus disaat mereka mulai ringkih.

Tapi bagi saya mereka belum dan tidak akan pernah ringkih. Mereka selalu kuat bahkan beban terberat sekalipun. Mereka selalu punya semangat hidup meskipun kehidupan  semakin keras. Setidaknya melihat anak-anak yang mulai tumbuh dewasa dan masih bisa selalu mengawasi setiap hari adalah booster dan charger terbaik. Iya, bagi mereka anak-anak adalah rezeki terindah, saya yakin.

Thanks God, memang tidak ada yang harus disesali. Engkau menyiptakan segala sesuatunya dengan indah dan sempurna. Meskipun ada hal-hal yang sempat tidak disyukuri, sekarang saya mulai yakin bahwa Engkau menghadirkan itu semua agar menjadi celah bagi saya untuk belajar, bertahan, dan pada akhirnya bersyukur akan itu semua.

Jaga mereka, Rabbi

Tuesday, May 21, 2013

Mimpi Itu Akan Menjelma Dalam Bentuk lain

Posted by Rina Purnama Sari at 5:53:00 pm 0 comments
Sebelum terjun bebas dan berkecimpung dalam dunia per-angka-an seperti sekarang, dulu semasa SMA pernah bercita-cita untuk menjadi jurnalist. Bukan ga punya alasan atau mau keren-kerenan  doang. Dari zaman baheula doyannya nonton berita, dari politik sampe gosip artis. Saya juga doyan tayangan-tayangan apik Trans Corp yang menyajikan keindahan tempat-tempat menarik di berbagai pelosok negeri. Semuanya dikemas dengan indah, misal acara kuliner disajikan dengan keindahan atau hal-hal unik di daerah yang menjadi objek atau berkunjung untuk memahami dan memperkenalkan suatu etnik budaya. Semuanya begitu menggiurkan, bekerja sambil jalan-jalan meski ada tuntutan tanggung jawab sebagai jurnalist.

Menurut saya pekerjaan jurnalist pekerjaan penuh tantangan, penuh pengabdian, dan penuh kepuasan. Seorang jurnalist harus mampu bekerja dihantui deadline padat, keakuratan, kejujuran, keberanian, dan ketabahan. Hasil yang akan dilaporkan harus sesuai dengan realita atau mampu menggambarkan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi. Jurnalist juga dituntut mampu beradaptasi langsung dengan tempat bertugas. Jurnalist juga harus mampu keluar dari comfort zone karena tidak selamanya kita akan melakukan peliputan di tempat-tempat yang nyaman dan diinginkan.

Tapi yasudahlah, terkadang yang diinginkan tidak selalu menjadi yang terbaik bagi kita. Dia telah menulis dan mempunyai alur terbaik buat masing-masing insan. Meskipun begitu, bagi saya mimpi bukan untuk dilupakan begitu saja. Bagi saya mimpi tetaplah mimpi meskipun kita tidak bisa menjadikan mimpi itu nyata. Toh, tuhan memberikan banyak jalan untuk kita, kita cuma diharuskan memilih yang menurut kita terbaik, dan nantinya Dia yang menentukan apakah itu yang terbaik dari opsi terbaik yang ada.

(Belum / tidak ) bisa jadi jurnalist bukan penghalang. Alhamdulillah beberapa tahun yang lalu akhirnya saya menemukan hobi sesungguhnya, menulis. Diawali diary pada masa ababil, dilanjutkan dengan blog dan tumblr ketika telah mempunya laptop dan modem. Sekarang saya mencoba hal yang jauh lebih terbuka dan bisa berinteraksi dengan masa yang lebih banyak. Tidak harus lagi blog-walking agar tulisan kita bisa di baca orang atau kita membaca tulisan orang, yaitu Kompasiana. Suatu media untuk mempublikasikan tulisan kita secara bebas bersama ribuan member lainnya. Dengan kompasiana, orang-orang akan mudah mengakses tulisan kita, memberi komentar atau bertukar pikiran. Kita juga bakal ngerasain tulisan kita hadir di page "home" atau menjadi headline tanpa harus mengajukan bersusah payah tulisan yang kita buat ke suatu instansi. Dengan kompasiana orang-orang juga dengan mudah mengomentari atau memberi masukan terhadap tulisan kita. Satu kata, keren! 

Beberapa minggu lalu saya nge-posting satu tulisan mengenai hal yang lagi booming. Seperti ungkapan saya di atas, kita memang sangat mudah berinteraksi dengan penulis lainnya. Komentar pertama yang saya dapat seperti ini:


First Comment in First Post


Menyenangkan bukan? :))

Sukses jurnalist jurnalist Indonesia! Berusahalah menjadi jurnalist yang jujur, berimbang, dan profesional. Ubah negeri ini dengan berita-berita positif, tanpa ada pengurangan atau penambahan. Kalian keren!! :'))

Mimpi itu akan ada, tapi menjelma dalam bentuk lain!

Saturday, May 18, 2013

Tiupan Kesekian di Bulan Mei

Posted by Rina Purnama Sari at 1:44:00 pm 0 comments
Mei ceria, penuh berkah, penuh doa, dan penuh harapan untuk orang-orang tercinta. Mereka yang hadir dan menjadi bagian-bagian penting dalam kehidupan, memberikan keceriaan dan kepingan-kepingan cerita indah.

Setiap detik yang dinikmati adalah anugerah Nya tak terhingga namun akan ada petanggungjawabannya kelak. Ketika angka-angka itu terus merangkak naik, kedewasaan dan melangkah ke arah yang lebih baik merupakan sebuah tuntutan yang pasti. 

1 Mei 2013
Digit pertama di bulan ini dirayakan oleh seorang cewek aneh, anak Pak Syaf dan Bu Des. Sekarang udah 21 tahun, udah gede, makin cantik, udah pintar dandan, tapi sayang jomblo. Selamat yo Nda, lebih baik kedepannya, syukuri semua rezeki yang datang dan yang akan datang, semoga niat nikah mudanya kecapaian, trus kalo bisa sih balikan ama mantan aja daripada galau dan tak tau arah pulang?
 
Winda's Cake



Selamat jeungs, dari kita cukup ini
Ada yang terlupakan, Che.Cho, iya kan? Janji hei janji!!!

2 Mei 2013
Hah huh hah, ini orang tersayang juga, cakep, rajin cipitih, elok, rajin menabung, rajin kasih traktiran, dan ketje! Alllllliiiiiiiiiiiii, selamat ulang tahun, cepetan lulus dan kasih tiket pesawat buat ke wisudaan ali, biar na bisa nimbrung dengan pose teranyar. Cepetan jadi orang 'kayo' biar kalo mau main ga perlu nungguin ali dulu. Anyway, kalo masalah kado dipending dulu ya, lagi berfikir keras gimana caranya ngepaketin itu 'benda' yang super duper besar ke Padang Panjang! Kalopun ntar mikir kerasnya nihil, diganti sama yang lain aja ya? Di bandung banyak barang-barang catchy kok, ya ya ya? 
Selamat Ali, I love you :*

Mau mobilnya li ._.
4 Mei 2013
Kata yang terucap ketika masih kebangun di pergantian hari ini, "terimakasih, Alhamdulillah Ya Allah" . Sepertinya memang tak ada lagi yang harus diucap kecuali rasa syukur yang sangat dalam ketika Dia masih memberikan nikmat usia disertai nikmat sehat kepada wanita ter-tangguh di kehidupan ini.

Alhamdulillah Mama, mama masih sehat, masih kuat dan masih selalu senyum di saat na nelpon ataupun setiap kali na pulang kerumah. Selalu ada dekapan dan ciuman hangat Mama yang mengawali liburan na.
Alhamdulillah Mama, apapun itu, semua doa dan harapan terbaik na akan selalu ada. Semoga dengan semakin bertambah usia Mama, Na semakin bisa menambah senyum-senyum Mama. Semoga :))
I love you so much Mom even it's not bigger than yours for me, i know!

Congrats all of my dear! Another years happier, another years wiser, and another years better!

I heart you :'))

Tuesday, April 30, 2013

Kaki

Posted by Rina Purnama Sari at 2:08:00 pm 0 comments


Kaki ini telah berjalan bersama untuk selang waktu yang cukup panjang
Membawa untuk menilik setiap aspek tersirat dan tersurat
Menilai untuk setiap detail curahan rasa 

Kaki ini masih berjalan berdampingan
Tanpa ada selingan dari pasangan kaki lain
Hingga kini dan nantinya juga

Kaki ini akan terus bersama
Beriringan dengan arah yang sama
Menuju satu titik asa
Selama Dia masih menghendaki dan mengamini





Saturday, April 27, 2013

Kita Punya Cerita Yang Sama :')

Posted by Rina Purnama Sari at 1:25:00 pm 0 comments
Semalam gue nonton salah satu film karya dari orang seprofesi (insyaallah).Film ini diangkat dari novel besutan Iwan Setyawan, seorang lanang dari Batu, Malang. Mengisahkan perjuangan seorang anak yang ingin terlepas dari pelukan kemiskinan. "9 Summers 10 Autumns"  Dari Kota Apel ke The Big Apel. Gue mengenal beliau saat beliau mengisi Studium General di kampus gue. Ceritanya bagus, menginspirasi,bikin mewek karena gue seperti menonton kisah hidup sendiri,  kenapa?

Hampir 90% kisah hidup beliau persis sama dengan kisah hidup gue. Dari tipikal orang tua hingga perjuangan gue untuk mendapatkan titel sebagai mahasiswa. Semuanya diawali dengan perjuangan dan air mata. Perdebatan batin, antara mimpi dan kepatuhan terhadap orang tua.
Gue terlahir dari keluarga yang tidak terlalu baik dalam hal pendidikan. Papa sekolah hanya hingga kelas 4 SD karena tidak memiliki biaya, untuk makan saja sudah syukur. Mama lulusan SMP, tidak bisa melanjutkan sekolah karena harus merawat Kakek yang mengidap stroke. Padahal Mama bercita-cita ingin jadi guru tapi Mama ikhlas, menurutnya merawat orang tua jauh lebih mulia daripada memaksakan untuk sekolah.

Papa merupakan orang yang pekerja keras dari kecil. Setelah berhenti sekolah beliau mulai berdagang dan mulai akrab dengan kehidupan pasar yang keras. Hasilnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Papa kecil bukan anak yang bisa merasakan indahnya masa kecil. Masih ingat waktu Papa cerita waktu minta dibelikan sepeda, beliau malah dibawa ke warung dan dibelikan pisang agar berhenti merengek. Mama kecil juga bukan anak yang bisa mendapatkan segalanya, harus menunggu Kakek dapat panggilan ceramah atau pengajian biar dapat uang untuk jajan. Pulang sekolah harus melakukan pekerjaan rumah tangga, nyuci baju, ngeberesin rumah hingga masak untuk keluarga.

Gue cukup beruntung untuk hal kehidupan. Masa kecil gue jauh lebih baik daripada Mama Papa, gue bisa mendapatkan segalanya dalam hal materi tapi tidak untuk kebahagiaan keluarga seutuhnya. Papa seorang yang keras dan tempramen, memiliki pandangan "kuno" dalam hal kebahagiaan apalagi pendidikan. Bagi Papa pendidikan cukup sampai SMA, bisa baca hitung, habis lulus langsung melanjutkan usaha keluarga, setidaknya ini udah jelas hasilnya. Kuliah itu mahal, buang-buang waktu, dan belum tentu juga kerja, cari kerja sekarang susah, paling ntar juga bakal "manjua lado". Terkadang gue mampu memaklumi ini karena kehidupan Papa yang lama di "pasar" tapi gue ga sekuat itu, terkadang rapuh. Apalagi kalo berdebat berdua, atau ada teman beliau nanya "dima Rina ka kuliah tamat SMA?" "mungkin ndak kuliah, untuak apo kuliah, banyak yang siap kuliah nganggur,rancaklah manggaleh lado di pasa, jaleh pitihnyo". Iya, ini perkataan yang sering gue denger dan akhirnya cuma nangis dan terus berharap prinsip ini akan berubah seiring berjalannya waktu. Pada keadaan seperti ini Mama satu-satunya orang yang memberikan support  untuk sabar, yakin, dan terus maju. "Mama ada di depan Na, ga usah dipikirin, apapun yang terjadi Na tetap dan harus kuliah, Mama janji. Bagi Mama, ilmu lebih penting dari harta. Mama bakal tenang jika meninggalkan kalian dengan ilmu daripada harta, dengan ilmu kalian bisa bertahan hidup, tapi dengan harta belum tentu. Cukup mama yang tidak bisa melanjutkan sekolah, kalian harus. Ayah Mama dulu petani, sekarang Mama pedagang, kalian harus bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari Mama". Karena ini gue sangat meyakini kalo Mama adalah malaikat yang dikirim oleh Allah dan kado teridah untuk setiap insan di dunia.Penyejuk jiwa.

Hingga di suatu malam, Papa pulang dari pasar dan manggil gue. Duduk dan ngomong bertiga sama Mama. Ga tau kenapa tiba-tiba Papa bertanya apa gue tetap mau kuliah, kalau iya silahkan daftar, untuk biaya nanti Papa usahain. Jujur, gue bahagia dan berkali-kali berterima kasih sama Papa karena telah mengizinkan. Gue yakin ini hasil doa, keyakinan, dan air mata gue selama ini. Allah tidak pernah tidur, Allah mampu melunakkan hati sekeras apapun itu. Sebenarnya untuk kuliah Papa punya dana yang cukup, bahkan itu ga akan terlalu berpengaruh. Tapi mindset nya kuliah itu mahal dan belum dapat gambaran sama sekali. Gue memaklumi itu.

Beberap hari setelah UN, Papa terserang stroke, setengah badannya lumpuh. Ini menjadi pukulan berat bagi gue untuk tetap melanjutkan mimpi. Kenapa? Gue mendaftar di salah satu Universitas di Pulau Jawa  karena dari dulu memang bermimpi bisa kuliah di luar, setidaknya biayanya akan jauh lebih besar dibandingin gue kuliah di Padang, sedangkan dengan keadaan Papa sekarang jelas hanya Mama yang akan mencari nafkah. Tapi Mama tetap menyuruh mengejar mimpi dan melarang untuk memberi tahu Papa, takutnya nanti tidak diizinkan. Kata mama ga masalah, Papa biar Mama yang ngurus, ga usah dipikirin.

Ketika pengumuman hasil SNMPTN, alhamdulillah gue lulus pilihan pertama berkat doa Mama, artinya gue bakal terpisah jauh dari keluarga. Namun gue masih ada hutang untuk ngasih tahu Papa. Mama meyakinkan insyaallah diizinkan, tetapi ternyata tidak. Papa marah dan tidak menerima, kenapa harus diluar, kenapa harus jauh, kenapa tidak di Padang saja, dekat. Papa menyuruh gue melepaskan dan mengulang ujian lagi, ambil yang di Padang saja. Bibir gue kelu, air mata keluar. Gue cuma diam, Mama terus berdebat dengan Papa, berusaha untuk meyakinkan dan semua bakal baik-baik saja. Dua hari kemudian Papa memanggil gue dan akhirnya mengizinkan dengan kalimat yang masih kurang jelas karena dalam keadaan stroke. Gue peluk Papa dan menangis di pundaknya. Dan lagi-lagi Allah memperlihatkan kuasanya. 

Dengan keadaan Papa yang lagi sakit, Mama tidak mungkin memberikan beban masalah biaya kepada Papa. Mama menyuruh gue ke rumah saudara untuk mengambil uang untuk biaya awal kuliah. Ini yang membuat gue nangis dan terharu, ternyata Mama sudah menabung sedikit demi sedikit semenjak gue SD. Uang hasil kerjanya semasa gadis dibelikan ternak dan dipelihara oleh saudara Mama. Ini memang sudah diniatkan dari awal untuk gue. Disaat itu gue cuma bisa nangis dan berterima kasih sama Mama, semuanya dipikirin detail hanya untuk kelangsungan pendidikan anak-anaknya. 

Gue berangkat ke perantauan pun tidak seenak teman-teman lainnya. Gue berangkat sendiri tanpa orang tua. Mama tidak bisa mengantar karena harus merawat Papa yang masih lumpuh dan bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga. Gue menerima dengan ikhlas meskipun berat sebenarnya. Gue dititpin sama Mama Yayang, Yayang sahabat gue dari kecil, kebetulan kita kuliah di tempat yang sama. Dengan keadaan awal sebenarnya Papa tidak mengizinkan, keberangkatan ini pun dilepas Papa dengan air mata yang tiada henti. Dia masih menangis hingga gue sampai ditempat perjuangan. Gue tau gimana perasaan orang tua melepas anak gadisnya sendiri ke negeri orang tanpa ditemani, tapi mau gimana lagi keadaan memaksakan untuk seperti ini. 

Gue mecoba ikhlas dan mengambil pelajaran dari perjuangan gue ini, gue yakin air mata yang sempat keluar tidak akan pernah sia-sia. Akan selalu ada jalan dari setiap doa yang diuntai.

Setelah menonton film ini, ternyata gue tidak sendiri. Mas Iwan juga memiliki Bapak dengan watak keras, kenapa harus kuliah, kenapa harus keluar kota, lebih baik menolong beliau jadi sopir angkot. Tapi bagi Mas Iwan tidak, dia takut kemiskinan, ilmu merupakan kekayaan yang tidak akan pernah habis. Dukungan Ibuknya jadi pendorong semangat yang sempat layu. Dan akhirnya sekarang satu per satu mimpi itu telah ia raih dan membuat bangga Ibuk Bapaknya. 

Aku juga ingin seperti Mas Iwan. Aku meyakini kekuatan doa, mimpi, dan harapan. Tidak ada yang tidak mungkin ketika kita mampu dan meyakini bisa menembusnya. Allah tidak pernah sia-sia terhadap umatnya yang percaya. 

Terima kasih Mama, berkat Mama Na bisa melanjutkan mimpi dan harapan KITA. Terima kasih Papa, berkat izin Papa na bisa disini dan seperti ini sekarang. Mimpi-mimpi ini buat Mama Papa. Tunggu Na untuk mewujudkan mimpi-mimpi ini dengan doa-doa Mama Papa. 

Tuhan, izinkan ku mempersembahkan sebuah kebahagiaan dan kebanggaan bagi mereka. Membalas setiap tetesan keringat  dari kulit mereka. Setiap untaian doa dan harapan mereka yang terus mecurah untuk anak-anaknya. Izinkanku melihat mereka menangis dan tersenyum bahagia ketika melihat anaknya bisa mendapatkan mimpi-mimpinya. Izinkan ku berucap "Ma, Pa, ini untuk Mama Papa, terima kasih untuk semuanya. Ini hasil dari keyakinan dan usaha kita selama ini.  Sekarang giliran Na untuk mebahagiakan Mama Papa, kita tukeran tugas".


 Aku percaya akan mimpi dan harapan. Izinkan Ya Allah, untuk Mereka.

Thursday, April 25, 2013

Ketemu babang @benakribo !

Posted by Rina Purnama Sari at 9:24:00 pm 2 comments
Hari ini gue mengikuti talkshow yang diadain salah satu fakultas di kampus gue. Kali ini gue ga sendiri, bareng Winda yang rela nemenin meskipun waktu diajak sebenernya dia ga tau Bena itu siapa. Dengan biaya 65k dapet sertifikat, snack, dan buku anyarnya babang Bena, lumayan~

Benabook! itu tangan bukan ekspresi nonjok ya, lagi megang buku jarinya kelelep kamera semua

Narasumbernya menurut gue sih keren, ada @takdos (ini gue baru tau, FYI) dan Babang @benakribo yang selalu lalu lalang di timeline gue. Mereka dua-duanya inspiratif dan punya sisi-sisi unik masing-masing. Check it out!

@Takdos, nama aslinya Muhammad Takdos, pemuda Bandung kreatif, punya prinsip nikmatin aja hidup ini dulu kuliah sih nomer sekian, hobby backpacker-an Indonesia maupun luar negeri. Pembawaannya santai dan asik. Pengalamannya keren, bisa menjelajah berbagai tempat indah dengan low cost, tapi beberapa kebiasaannya ga banget menurut gue. Tapi gue maklum.

Adis / @takdos
Mengawali karier dengan blog dan sekarang sudah punya beberapa buku yang diterbitin oleh salah satu penerbit kece di negara ini, Bukune. Hebat!. Sekian

@benakribo, akhirnya bisa ketemu sama babang kece ini. Sebelum dia masuk ga tau kenapa gue yang deg-degan, mau ketemu orang hebat kali ya jadi ikutan nervous, hihi.  Orangnya lucu, imut, dan kreatif pake banget. Salah satu yang gue salut dari dia adalah keseimbangan prinsip dalam hidupnya, pendidikan, karier, dan keluarga sejalan, tidak ada yang di nomor satu atau dua kan.Tidak seperti beberapa tokoh muda lainnya yang terkadang cenderung lebih mementingkan satu sisi saja, dia beda.

Bena ngakunya anak mami banget, coba aja cek Twitter mamanya kalo mau mastiin. Memulai debutnya melalui blog, dilatarbelakangi keseringan jengkel setelah curhat panjang lebar sama teman dan akhirnya cuma bilang 'ooohhh, yaudah eaaa gua balik, sabar ya lo" , nyesek sih. Melalui blog dia mulai menulis detail tentang hidupnya sehari-hari dan hingga sekarang menjadi blogger dan profesi-profesi lainnya yang emang berawal dari hobi. 

Ada beberapa kisah hidup Bena yang mirip bahkan persis sama gue. Gue memulai nge-blog dengan alasan gue ga bisa cerita atau curhat sama orang lain, prinsip gue terkadang orang tempat curhatan kita ngasih feedback beda dengan yang kita harepin dan akhirnya jengkel, nyesek, dan pengen nibuk dia. Gue juga punya kisah pribadi  kaya Bena, terperangkap cinta dengan sahabat sendiri, uhuuui! 

Talkshow kali ini disertai dengan sesi signing book sehingga gue bisa duduk disamping babang, ngomong langsung, salaman, dan foto deh. Uhuuui, gue norak emang, tapi ga apa apa deh, setidaknya ga gagal seperti signing book nya @radityadika waktu itu --"

Finally, got it !


Signed by Bena!

Semoga nasib gue sebaik elo yang Bang, berawal dari ngulik blog hingga ngedapetin kesuksesan seperti yang lo raih sekarang. Gue juga mau mapan di usia muda, kaya mimpi lo :')

Terima kasih buat hari ini, ketemu orang-orang inspiratif dan sehobi. Terima kasih buat Fakultas Pertanian yang udah ngadain acara ini, keren! Makasih juga buat Winda udah mau nemenin. Makasih juga buat Nisa terinspirasi dari blog nya ngasih 'own sign' pada foto yang dipasang di postingan.  Dan terima kasih Tuhan telah menghadirkan hari ini <3

Sampai Jumpa Kesuksesan
:)

Saturday, March 30, 2013

Aku mencintai kalian, dulu, kini, dan nanti !!!

Posted by Rina Purnama Sari at 7:49:00 pm 0 comments
Pernah kepikiran ga betapa indahnya masa kecil mu? Atau pernah kepikiran ga apa peran masa kecilmu kelak di usia kamu yang kian merangkak naik menuju sebuah kedewasaan? Atau kamu sama sekali tidak menganggap itu semua penting?
Setiap orang diciptakan untuk memiliki atau mungkin membuat alur cerita hidupnya sendiri, dan ini aku dengan cerita indah di masa mulai beranjak remaja.
Semuanya berawal ketika kita dipertemukan di satu kelas yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dikelas ini akan kita habiskan bersama setahun kedepan dengan berbagai cerita-cerita yang akan dikenang kelak.
Sebuah kenyamanan tidak bisa dibentuk diatas sebuah paksaan. Dia akan datang berbarengan dengan kebersamaan yang berlanjut. Dan ini yang kita lakukan. Tanpa disadari duduk di baris yang sama mengawali kebersamaan ini. Tujuh jam setiap hari cukup membuat kita semakin dekat satu sama lain, watak yang berbeda pun menjadi semacam perekat yang mampu menjadikan kita satu.


Aku masih ingat waktu kita berbondong-bondong kekantin demi menganjal perut, aku juga masih ingat waktu latihan "Tsunami Dance" di rumah Ally , atau bikin bola-bola coklat di rumah Dian demi sebuah nilai keterampilan yang akhirnya kue itu ditolak mentah-mentah, juga kita yang setia nungguin Dian milih komik di salah satu emperan di pasar sepulang sekolah, atau kita main bareng di rumah Dina di Bukittinggi sambil foto-foto dengan kamera Dian, atau juga Ally yang sering manggil aku "cino" dan akhirnya menjadi "cintek" , iya aku masih ingat itu semua.
Setahun berlalu dengan kenyataan kita akan berada dikelas yang berbeda-beda dua tahun kedepan hingga menamatkan sekolah ini yang ternyata tidak mampu memisahkan kita. Kita masih sering ngumpul bahkan jalan bareng.  Bukankah ini yang dinamakan persahabatan?




At Farewell Party
Aku masih ingat waktu kita main ke Bukittinggi bertiga, aku Ally Dian, main di Ramayana. Nyobain beberapa baju di fitting room berdua sama Dian sambil foto-foto, Ally yang jadi korban buat megangin semua baju yang kita ambil di depan fitting room, foto-foto di bawah Jam Gadang, dan kegilaan lainnya.
Ally yang motoin

Aku juga masih ingat setelah SNMPTN main berdua sama Dian ke Bukittinggi. Aku juga masih ingat waktu kita jogging pagi kehujanan dan akhirnya makan katupek depan Rumah Sakit. Aku juga masih ingat kita jogging pagi ke stasiun dan foto-foto disana berasa sedang Prewed  karena didukung view yang bagus dengan bantuan matahari yang baru merangkak naik. Iya aku masih ingat semuanya!!



Hidup indah  ketika memiliki orang-orang yang mampu menghadirkan gelak tawa ketika bersama, selalu merindukan meskipun dipisahkan lorong jarak dan waktu. Hidup indah ketika kita mampu membuat sebuah persahabatan dan mampu menjaganya dengan baik. Hidup ini indah.

Sekarang kita telah memutuskan untuk hidup di jalur masing-masing. Aku terpisah jauh sendiri demi mimpi dari mereka yang tetap stay di Ranah Minang dengan mimpi-mimpinya juga. Sebuah kebahagiaan ketika mereka masih setia menunggu liburan semester dan berkicau di Twitter nyuruh cepat pulang biar bisa maen lagi. Hal kecil namun penuh cinta !


Dan liburan semester kemarin kita kembali  Quality Time setelah liburan semester sebelumnya kita tidak sempat sama sekali ngumpul karena kesibukan masing-masing. Meskipun cuma bertiga dengan destinasi Mifan, ini an unforgettable moment. Yap, pertama kalinya kesana meskipun hanya berjarak beberapa KM dari rumah. Sehari bersama dibingkaii dengan orang-orang sederhana. Sembilan Tahun bersama dan kita masih sama. "Lalu nikmat Tuhanmu Yang Mana Kamu Dustakan?"



Terima kasih Tuhan, semuanya begitu indah dan berharga. Terima kasih telah mempertemukan dengan mereka. Masa kecil yang bernilai dan masih berlanjut hingga sekarang. Doaku hanya kita akan selalu bersama, akan selalu melengkapi, dan saling menyemangati. Semangat dengan cita-cita masing-masing. Semuanya mudah ketika kita bersama.

Aku mencintai kalian, dulu, kini, dan nanti!!! 
:))













 

Adorable Part Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos